Jumat, 14 Agustus 2009

CANGKANG KEPITING BISA JADI OBAT ALTERNATIF

Ini mungkin berita baru bagi para penggemar makan makanan laut, seperti kepiting dan udang laut. Mereka tentunya tidak menyangka kulit dari kedua jenis makanan yang sering disantap itu sebenarnya mempunyai khasiat sebagai obat alternatif atau makanan kesehatan.

Bahkan melalui prosese tertentu, cangkang kepiting dan udang yang semula dikira tidak mempunyai faedah apa-apa, mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari kemampuannya yang dapat memperkuat dan meremajakan daya kerja liver, mencegah dan melawan merambatnya kanker, mempertinggi daya tahan tubuh dan antibodi, memperkaya bakteri yang berguna dalam usus kita dan lain sebagainya.

Manfaat kulit kepiting tersebut, untuk pertamakalinya ditemukan para ilmuwan dari Jepang, setelah mereka melakukan penelitian bertahun-tahun. Bahkan menurut Dr. Matsunaga dari Asta Clinic, Nagoya yang juga menjadi Presiden Association of Chitosan, manfaat kulit kepiting dan udang itu, sudah menjadi perhatian mereka sejak 10 tahun lalu.

Dari hasil penelitian yang dilakukan para ilmuwan Jepang tersebut diketahui dalam kulit kepiting, terkandung zat kithin yang dikenal sangat efektif untuk menekan pertumbuhan kanker dan menurunkan kolesterol dalam tubuh.

Kemampuan zat kithin untuk menekan pertumbuhan sel kanker, salah satunya telah dibuktikan dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Profesor Suzuki Shigeo dari universitas Farmasi Tohoku Jepang.

Dalam percobaan itu, mereka melakukan tes terhadap dua kelompok tikus yang masing-masing ditulari sel kanker. Setelah positif tertular kanker, kemudian salah satu kelompok tikus itu disuntikkan zat kithin yang diambil dari cangkang kepiting. Hasilnya sangat mengagetkan. setelah dua minggu, sel kanker yang ada di tikus tersebut makin berkurang dan berangsur-angsur hilang.

Dari hasil riset itu, orang pun mulai tahu zat kithin ternyata sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan antibodi. Sehingga orang pun akan mempunyai kemampuan untuk membunuh sel kanker yang menyerangnya. Karenanya tidak tanggung-tanggung, hasil penelitian itu juga direkomendasikan oleh Japan Cancer Society.

Unsur zat kithin yang memiliki rangkaian molekul lebih dari 1 juta itu, sebenarnya tidak hanya terdapat dalam cangkang kepiting saja. Ia juga terdapat dalam kulit udang dan kulit mantel pada serangga, juga pada binatang molusca, seperti cumi-cumi, jamur dan kerang. Kithin sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya "amplop".

Dewasa ini, penelitian yang dilakukan pemerintah Jepang terhadap kegunaan kithin semakin berkembang. Sejak diketahui zat tersebut memiliki berbagai macam karakteristik dan manfaat, maka orang pun mulai mencoba mengembangkannya untuk pemakaian praktis, terutama di bidang pengobatan.

Salah satu penemuan yang sekarang ini cukup dikenal di masyarakat, termasuk masyarakat kita adalah Kitosan dari Circle of love Peace (CLP) Jepang yang dipasarkan PT. Kosmojaya pandu Nusa. Kitosan sendiri merupakan suatu proses alkali dari zat kithin agar lebih mudah dicerna.

"Sebenarnya kehadiran produk Kitosan ini, sudah cukup lama. Di Indonesia sendiri sudah kita perkenalkan sejak tahun 1996. Namun kehadiran Kitosan di sini bukan sebagai obat melainkan makanan tambahan," jelas Pimpinan PT Kosmojaya Pandu Nusa Semarang H Nugroho Koesno.

Bahkan lebih jauh, Nugroho menjelaskan zat kithin juga dapat digunakan sebagai bahan untuk kulit sintetis. Berdasarkan penelitian di Jepang, zat tersebut juga bisa diurai menjadi benang maupun sebentuk selaput yang dapat digunakan untuk benang operasi ataupun kulit sintetis.

Dari percobaan itu, kulit sintetis dari zat kithin ini mempunyai beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan kulit sintetis biasa yang umunya terbuat dari kulit babi atau selaput collagen sapi. Kulit sintetis ini, mempunyai keunggulan dapat menghaluskan kulit, tidak meninggalkan bekas, tidak menimbulkan efek sampingan, seperti radang dan lain sebagainya.

Selain untuk kulit sintetis, zat kithin atau Kitosan tersebut, juga sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam produk kosmetik dan makanan. Dengan kemampuannya yang dapat mencegah pembusukan dan timbulnya jamur, maka zat kithin sangat efektif untuk bahan tambahan dalam produk makanan asinan maupun menjaga kelembaban kosmetik ataupun shampo.

Di samping itu dengan kemampuannya yang bersifat menyerap kotoran, zat ini juga sering digunakan untuk memproses air bersih ataupun untuk memproduksi lensa kontak, kristal cair dan lain sebagainya.

"Demikian banyaknya manfaat zat kithin ini maka tidak aneh apabila sekarang ini lebih dari 400 produk yang berhubungan dengan zat ini, mengajukan hak paten".

Sementara itu menjawab pertanyaan apakah semua kulit kepiting bisa digunakan sebagai bahan dasar Kitosan. Menurut Matsunaga, berdasarkan penelitian yang dilakukannya selama ini, pihaknya baru merekomendasikan untuk kepiting Taraba, yakni jenis kepiting yang khas hidup di laut-laut Jepang.

Binatang khas Jepang itu dikenal juga sebagai kepiting terbesar di dunia. Karena untuk ukuran paling besar mempunyai total panjang kaki kanan dan kiri hingga tiga meter. Sedangkan yang paling kecil panjangnya hanya sekitar 40-60 cm.

Kendati demikian tidak menutup kemungkinan kulit kepiting jenis lain juga mempunyai zat tersebut. Hanya saja, diakui, pihaknya belum pernah melakukan penelitian ke arah sana.

1 komentar:

100% karya anak bangsa mengatakan...

Kami menyediakan tepung kulit/cangkang kepiting rajungan, untuk pemesanan dapat menghubungi NES Putra Maulana (Phone : 088212755477, pin BB : 30C97586). 100% Murni Produk Indonesia, karya anak bangsa.Terimakasih.

Posting Komentar