1. Kunyahlah Makanan dengan Baik
Kunyahlah setiap suap makanan 30 - 70 kali. Mengunyah seperti ini mengeluarkan sekresi aktif air liur, yaitu enzim yang berikatan baik dengan cairan lambung, air empedu, dan membantu proses pencernaan. Mengunyah dengan berhati-hati meningkatkan kadar gula darah sehingga menekan nafsu makan dan mencegah terlalu banyak makan. Mengunyah dengan baik juga membantu penyerapan makanan secara efisien, bahkan dalam jumlah yang hanya sedikit.
2. Makanlah Biji-Bijian Utuh yang Ditanam secara Organik jika Memungkinkan
Beras cokelat, biji-bijian utuh dan polong-polongan sangatlah bagus dan makanan fermentasi adalah makanan yang luar biasa. Makanlah segenggam polong-polongan setiap hari. Polong-polongan mengandung lebih banyak protein daripada daging dan banyak unsur lain termasuk vitamin dan mineral serta selenium.
3. Konsumsilah Hanya daging Hewan yang Bersuhu Tubuh Lebih Rendah daripada Suhu Tubuh Kita
Mengonsumsi hewan-hewan bersuhu tubuh tinggi seperti sapi dan ayam tidaklah baik karena lemak hewan itu akan membeku di dalam aliran darah manusia. Jauh lebih baik menyantap hewan bersuhu tubuh rendah seperti ikan karena minyak ikan berbentuk cair di dalam tubuh kita dan bahkan melancarkan alirandarah dalam arteri, bukan menyumbatnya.
4. Hindari Makan atau Minum Sebelum Tidur pada Malam Hari
Menyelesaikan makan dan minum 4-5 jam sebelum tidur pada malam hari sangatlah penting. Saat lambung kita kosong, tersedia asam keras berkadar tinggi yang membunuh bakteri Helicobacter pylori, juga bakteri-bakteri jahat lainnya, sehingga menciptakan lingkungan usus seimbang yang kondusif bagi penyembuhan diri, ketahanan dan kekebalan tubuh. Membatasi cairan dan makanan sebelum tidur juga membantu mencegah masalah aliran balik asam dan sleep apnea.
5. Minumlah 8-10 Gelas Air yang Baik Setiap Hari
Membentuk dan menjaga irama dan waktu minum yang baik sangatlah penting. Minumlah 2-3 gelas air setelah bangun tidur pagi hari dan 2-3 gelas air 30 menit - 1 jam sebelum setiap kali makan. Penting diingat agar minum sebelum makan dan bukan saat atau setelah makan karena Anda tidak ingin mengencerkan enzim-enzim pencernaan. Jika harus mendapatkan cairan saat makan, minumlah 1/2 gelas saja. Air yang baik adalah air yang tidak mengandung zat-zat bebahaya bagi tubuh manusia, termasuk klorin. Air yang baik memiliki cluster-cluster kecil air dan mengandung keseimbangan mineral, seperti kalsium, magnesium, natrium, kalium dan zat besi yang sesuai. Kadar pHnya harus di atas 7,5 atau sedikit basa. Air tersebut tidak boleh mengandung kalsium teroksidasi dalam jumlah yang besar. Pendeknya air yang baik harus mampu menyingkirkan radikal bebas dengan cara anti-oksidasi.
6. Konsumsilah Karbohidrat Berkualitas
Karbohidrat mudah dicerna dan diserap sebagai sumber energi langsung. Karbohidrat yang berkualitas mengandung serat makanan, vitamin dan mineral, semua unsur yang membantu metabolisme sel secara efisien, aliran adarah dan penyingkiran hasil buangan. Karbohidrat yang berkualitas paling unggul, saat dicerna dan diserap untuk menghasilkan energi, memproduksi air dan karbondioksida. Karbohidrat ini tidak menghasilkan racun ataupun kotoran seperti halnya protein dan lemak yang dimetabolisme. Oleh karena metabolisme karbohidrat tidak mengotori darah dengan kotoran dan tidak memerlukan banyak pengeluaran energi untuk bisa dicerna dan diserap, karbohidrat merupakan sumber energi ideal untuk toleransi dan ketahan aktivitas.
Beberapa Karbohidrat Berkualitas Tinggi :
- Beras (merah) yang belum digiling atau beras cokelat
- Jelai yang belum digiling
- Buckwheat
- Millet
- Jagung
- Bayam biji
- Kinoa
- Roti yang terbuat dari gandum utuh
- Buckwheat jepang hitam tumbuk yang terbuat dari biji-bijian yang belum digiling
7. Pilihlah Lemak makanan dengan Cermat
Lemak dikategorikan berdasarkan sumbernya - nabati atau hewani.
Sumber minyak nabati di antaranya :
- Zaitun
- Kedelai
- Jagung
- Wijen
- Biji rapa
- Kuma-kuma (safron)
- Minyak dari kulit ari beras
Sumber lemak hewani di antaranya :
- Mentega
- Lemak dari daging
- Minyak ikan
Lebih jauh lagi lemak dikategorikan mengandung asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak jenuh seperti asam stearat dan asam palmitat banyak terdapat di dalam lemak hewani. Asam lemak tak jenuh terdapat dalam minyak tanaman dalam bentuk asam linoleat, linolenat, aleat dan alachidon. Asam linoleat dan alachidon disebut asam lemak esensiaal atau vitamin F, yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan karena itu harus didapat dari makanan. Lemak hewan meningkatkan akumulasi hasil buangan sehingga dapat menyebabkan ateriklerosis, hipertensi dan obesitas. Makanan alami seperti nasi cokelat, biji wijen , jagung dan kacang kedelai mengandung sekitar 30% lemak dan merupakan sumber lemak dibutuhkan yang jauh lebih baik daripada minyak hasil penyaringan. Ini karena untuk memetabolisasinya tidak membebani pankreas dan hati. Terlebih lagi, minyak tanaman melarutkan hasil-hasil buangan seperti kolesterol jahat dan mencegah arteriklerosis dengan menjaga agar sel-sel dan pembuluh darah berada dalam keadaan fleksibel. Minyak sayur yang dijual sebagai minyak salad telah dioolah secara kimiawi dan tidak dianjurkan.
8. Konsumsilah Minyak ikan
Minyak ikan baik bagi otak Anda. Tingginya kadar DHA dari minyak ikan di dalam darah telah dihubungkan dengan kemampuan matematika dan kemampuan mental lainnya. Walaupun efek dari DHA pada sistem otak/saraf belum dimengeryi secara spesifik, diduga DHA dapat mengurangi resiko menderita demensia atau penyakit Alzheimer. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa omega 3 menurunkan trigliserida darah sehingga mengurangi terjadinya penyumbatan darah.
9. Kurangilah Ketergantungan pada Obat dengan Mengubah Menu makan dan Berolahraga Selagi Mungkin
Ketergantungan pada obat, bahkan obat yang didapat dengan resep dokter, bisa berbahaya bagi kesehatan kareena obat membebabni hati dan ginjal. Banyak kondisi kronis, seperti arthritis, encok, diabetes dan osteoporosis dapat diatasi dengan diet dan olahraga.
10. Konsumsilah makanan Berserat Tinggi agar Pembuangan Lancar dan Mencegah Penyakit yang Berhubungan dengan Usia
Segala macam serat makanan terdapat dalam berbagai makanan. Serat banyak terdapat dalam maknana nabati dseperti sayuran dan sayuran laut, buah-buahan, polong-polongan, biji-bijian yang tidak digiling, sereal dan jamur. Sayuran laut yang dikeringkan mengandung 50-60% serat makanan dari beratnya. Asupan serat makanan dalam bentuk tablet, kapsul ataupun cairan tidaklah dianjurkan. Suplemen-suplemen seperti ini dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi-nutrisi lain sehingga mengakibatkan penyakit.
11. Nutrisi Mikro Memiliki Kekuatan Ajaib
Yang termasuk nutrisi mikro adalah vitamin, mineral dan asam amino. Yang dimaksud dengan istilah "mikro" adalah kuantitas dibutuhkannya yang hanya sedikit, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan "makro" akan karbohidrat, protein, lemak dan serat makanan yang sangat dibutuhkan. Nutrisi mikro sangat penting untuk menjaga keseimbangan kesehatan, mental dan emosi serta untuk mencegah penyakit. Sejumlah tertentu berbagai nutrisi ini dibutuhkan oleh tubuh : jumlah ini disebut Asupan Harian yang Dianjurkan. Asupan harian yang Dianjurkan itu mewakili jumlah minimal yang dibutuhkan untuk mencegah penyakit. Namun, kebutuhan ini berbeda bagi setiap orang, bergantung pada jenis makanan dan gaya hidup orang tersebut. Bahkan jika seseorang menyantap jenis makanan yang sama dalam jumlah yang sama setiap harinya, jumlah nutrisi yang diserap dan dikeluarkan berbeda, bergantung pada keadaan fisik tubuh, mental atau emosi pada hari itu. Menu makanan yang mengandung makanan sehat dan lami dalam proporsi yang sesuai tidak selalu menjamin cukupnya asupan vitamin, mineral maupun asam amino.
12. Minumlah Suplemen Secukupnya
Mengonsumsi makanan alami yang seimbang dan tersinkronisasi dengan bioritme masing-masing sangatlah penting. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan suplemeen nutrisi mikro dapat meminimalkan timbulnya penyakit yang berhubungan dengan usia dan memperbaiki tingkat penyembuhan kanker, penyakit jantung dan penyakit-penyakit kronis. Kerja sama seluruh nutrisi inilah yang menjaga kesehatan kita. Mengonsumsi dua atau tiga nutrisi dengan beberapa vitamin dan mineral sementara meniadakan atau meminimalisasi sebagian yang lain menyebabkan penjagaan kesehatan yang prima atau pencegahan penyakit dan proses penuaan menjadi tidak mungkin. Konsumsi satu vitamin atau mineral tertentu dari nutrisi-nutrisi esensial dalam dosis tinggi mungkin efektif bagi sebagian orang, tetapi tidak sehat bagi yang lain.
Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A,D,E dan K disimpan dalam hati dan lemak tubuh. Oleh karena itu, tidak perlu ditambah suplemen setiap hari. Vitamin-vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B kompleks dan vitaminC, larut dalam cairan tubuh dan dikeluarkan melalui urine ; oleh karenanya, asupan harian sangatlah penting, walaupun hanya sejumlah kecil yang diperlukan (terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak suplemen dapat memberikan pengaruh negatif terhadap sisitem kekebalan tubuh kita, meningkatkan radikal bebas dan menyebabkan perubahan pada lemak yang terdapat dalam hati, jantung dan ginjal. Walaupun saya menyarankan konsumsi suplemen nutrisi-nutruisi mikro, penemuan-pemenuan ini tidak boleh diabaikan, maka saya menyarankan jumlah secukupnya, kesadaran diri dan sikap hati-hati).
13. Vitamin dan Mineral Saling Bekerja Sama
Vitamin adalah bahan organik, mineral adalah bahan anorganik. Nutrisi-nutrisi esensial ini saling melengkapi dalam menjalankan peran mereka. Contohnya, vitamin D membantu penyerapan kalsium. Vitamin C bekerja untuk menyerap zat besi ; zat besi mempercepat metabolisme kelompok vitamin B ; tembaga menstimulasi aktivasi vitamin C dan magnesium diperlukan untuk metabolisme vitamin C. Fungsi terpadu nutrisi-nutrisi mikro sangatlah luas, tetapi pengetahuan kita mengenai proses-proses tersebut pada saat ini masih terbatas.
14. Mineral Memperkuat Enzim Anda
Mineral diperlukan untuk menjaga kesehatan. Termasuk di antaranya :
- kalsium
- magnesium
- fosfor
- kalium
- sulfur
- tembaga
- seng
- zat besi
- brom
- selenium
- yodium
- molibdenum
Dalam pencegahan penyakit, hipertensi, osteoporosis dan kanker, mineral memainkan peran yang sama pentingnya dengan vitamin. Mineral bekerja secara sinergis dengan vitamin dan enzim, begitu pula sebagai antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas. Asupan mineral dalam jumlah besar setiap hari biasanya tidak dianjurkan, tetapi kekurangan mineral dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius. Mineral memperkuat imunitas dan penyembuhan serta mendorong faktor enzim tubuh Anda.
Sementara vitamin terdapat dalam makanan hidup seperti tumbuhan dan hewan, mineral terdapat dalam tanah, air dan laut (sebagai garam organik maupun anorganik). Kandungan mineral dalam makanan tergantung pada tempat makanan tersebut ditanam, juga kualitas tanah tempat tumbuhnya makanan tersebut. Mineral di dalam tanah dapat berubah atau hancur akibat hujan asam atau pupuk kimia. Mineral dari sayuran, biji-bijian dan sereal dapat dengan mudah hilang dan prosese penggilingan gabah merusak sebagian besar mineral. Hal ini menyebabkan sulitnya mendapatkan kadar seimbang mineral-mineral yang dibutuhkan dari asupan makanan kita sehari-hari. Defisiensi mineral secara laten ditunjukkan dalam bentuk penurunan vitalitas, kurangnya perhatian, iritanbilitas, kelebihan berat badan dan berbagai kondisi tidak sehat lainnya.
Mineral larut dalam air dan dikeluarkan melalui urine dan keringat. Konsumsi mineral tubuh dapat bervariasi dari hari ke hari bergantung pada aktivitas mental dan fisik kita, stress, olahraga, menstruasi, kehamilan atau usia kronologis. Beberapa obat tertentu menyebabakan cepat berkembangnya defisiensi mineral. Obat diuretik, kontrasepsi oral, obat pencahar, alkohol dan merokok mempercepat ekskresi atau hancurnya kalsium, zat besi, magnesium, seng dan kalium.
Senin, 31 Agustus 2009
Jumat, 14 Agustus 2009
LAWANLAH DENGAN TEMULAWAK DAN KUNIR
Salah satu penyebab kanker yang mulai meningkat intensitasnya adalah radikal bebas. Baik itu akibat pemaparan radiasi ultraviolet yang maikn tak tersaring lagi oleh lapisan ozon yang kian menipis maupun karena keterpaparan zat-zat kimia yang bersifat oksidatif. Bisa pula akibat pola konsumsi lemak yang tidak proporsional (lemak mudah teroksidasi dan dapat menjadi radikal peroksil).
Penumpukan radikal bebas akibat pengaruh lingkungan tersebut pada tahap lanjut dapat menghidrolisis (melepaskan gugus hidrogen) dari struktur asam nukleat yang dikenal sebagai Deoxy Ribo Nucleic (DNA). Terlepasnya ion hidrogen akan mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi DNA. Perubahan tersebut antara lain dapat termanifestasi berupa kemunculan gen penyandi tumor yang dikenal sebagai onkogen, yang pada tahap berikutnya akan melakukan pensintesisan protein pendukung timbulnya tumor atau dikenal sebagai onkoprotein.
Untuk melakukan tindakan preventif atas peningkatan intensitas pemaparan radikal bebas di lingkungan, selain terus mengupayakan perbaikan keadaan lingkungan dapat melalui tindakan pencegahan sederhana berupa pengaturan menu harian rumah tangga.
Berdasarkan berbagai publikasi penelitian terkini diketahui banyak ragam bahan makanan yang memiliki kemampuan antioksidatif seperti temulawak (Curcuma xanthorizae), kunyit/kunir (Curcuma domestica), wortel yang tinggi kandungan beta karotennya, tempe kedelai yang mengandung isoflavon, ikan lemuru (sejenis ikan kembung) yang squalennya juga diketahui memiliki efek antioksidasi serta beberapa jenis jamur.
Pada prinsipnya, antioksidan alamiah yang terdapat pada beberapa jenis bahan makanan tersebut bukan merupakan zat penyembuh kanker, melainkan memiliki kemampuan untuk meminimalkan efek yang tidak diharapkan dari penumpukan radikal bebas.
Antioksidan secara teoritis akan mengikat radikal bebas yang biasanya nerupa gugus hidroksil ataupun gugusO- sehingga gugus radikal tersebut tidak sempat melakukan proses oksidasi ataupun hidrolisis.
Untuk melakukan pencegahan terhadap kanker akibat paparan radikal bebas, para ibu rumah tangga seyogyanya mengatur menu sehari-hari keluarga dengan mengutamakan penggunaan bahan makanan kaya antioksidan yang justru relatif murah dan terjangkau.
Sebagai contoh, menu tempe dengan berbagai variasinya, kaya antioksidan isoflavon ; ikan kembung masak acar kuning, kaya akan antioksidan dari squalen ikannya dan juga antiokasidan curcuminoid dari bumbu kunirnya. Demikian pula sayur sup yang bayak wortelnya kaya akan antioksidan beta karoten.
Selain berbagai menu makanan yang mengandung antiokasida tersebut, perlu diingat pula arti penting menu makann yang mengandung serat, sebab dari penelitian terkini diketahui makanan berserat dapat mengurangi resiko terjadinya kanker usus besar.
Penumpukan radikal bebas akibat pengaruh lingkungan tersebut pada tahap lanjut dapat menghidrolisis (melepaskan gugus hidrogen) dari struktur asam nukleat yang dikenal sebagai Deoxy Ribo Nucleic (DNA). Terlepasnya ion hidrogen akan mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi DNA. Perubahan tersebut antara lain dapat termanifestasi berupa kemunculan gen penyandi tumor yang dikenal sebagai onkogen, yang pada tahap berikutnya akan melakukan pensintesisan protein pendukung timbulnya tumor atau dikenal sebagai onkoprotein.
Untuk melakukan tindakan preventif atas peningkatan intensitas pemaparan radikal bebas di lingkungan, selain terus mengupayakan perbaikan keadaan lingkungan dapat melalui tindakan pencegahan sederhana berupa pengaturan menu harian rumah tangga.
Berdasarkan berbagai publikasi penelitian terkini diketahui banyak ragam bahan makanan yang memiliki kemampuan antioksidatif seperti temulawak (Curcuma xanthorizae), kunyit/kunir (Curcuma domestica), wortel yang tinggi kandungan beta karotennya, tempe kedelai yang mengandung isoflavon, ikan lemuru (sejenis ikan kembung) yang squalennya juga diketahui memiliki efek antioksidasi serta beberapa jenis jamur.
Pada prinsipnya, antioksidan alamiah yang terdapat pada beberapa jenis bahan makanan tersebut bukan merupakan zat penyembuh kanker, melainkan memiliki kemampuan untuk meminimalkan efek yang tidak diharapkan dari penumpukan radikal bebas.
Antioksidan secara teoritis akan mengikat radikal bebas yang biasanya nerupa gugus hidroksil ataupun gugusO- sehingga gugus radikal tersebut tidak sempat melakukan proses oksidasi ataupun hidrolisis.
Untuk melakukan pencegahan terhadap kanker akibat paparan radikal bebas, para ibu rumah tangga seyogyanya mengatur menu sehari-hari keluarga dengan mengutamakan penggunaan bahan makanan kaya antioksidan yang justru relatif murah dan terjangkau.
Sebagai contoh, menu tempe dengan berbagai variasinya, kaya antioksidan isoflavon ; ikan kembung masak acar kuning, kaya akan antioksidan dari squalen ikannya dan juga antiokasidan curcuminoid dari bumbu kunirnya. Demikian pula sayur sup yang bayak wortelnya kaya akan antioksidan beta karoten.
Selain berbagai menu makanan yang mengandung antiokasida tersebut, perlu diingat pula arti penting menu makann yang mengandung serat, sebab dari penelitian terkini diketahui makanan berserat dapat mengurangi resiko terjadinya kanker usus besar.
KEDELAI BANTU CEGAH KANKER PROSTAT
Makin banyak seorang lelaki mengkonsumsi daging dan produk-produk susu, makin besar pula kemungkinannya bakal meninggal dunia akibat kanker prostat. Sementara makin banyak seseorang memakan biji-bijian dan kacang-kacangan makin kecil pula kemungkinannya terserang penyakit tersebut. Demikian kesimpulan suatu studi internasional.
Suatu survei kematian akibat kanker prostat di 59 negara menunjukkan amat kuatnya hubungan antara makanan dan kematian karena penyakit itu, yang sejauh ini merupakan kanker pembunuh terbesar kedua bagi kaum lelaki, setelah kanker paru-paru.
James Herbert dan rekan-rekannya dari Fakultas Kedokteran Univesitas Massachusetts dalam suatu laporan yang dimuat Journal of the National Cancer Institute, menyebutkan energi hewani positif terkait dengan kematian akibat kanker prostat. Hal ini terlihat pada efek protektif dari konsumsi sereal, kacang-kacangan, oil seeds (yang juga mencakup konsumsi kedelai) dan ikan.
Kematian akibat kanker prostat ada hubungannya juga dengan faktor makanan termasuk intake energi, lemak total dan produk-produk hewani (khususnya susu, daging dan ayam).
Dinyatakan juga sejumlah studi lain menunjukkan suatu mekanisme yang sama. Yakni kanker prostat dan kanker-kanker lain yang sensitif terhadap tingkat hormon serum (darah), lemak hewani mungkin berpengaruh terhadap resiko kanker dengan mempertinggi tingkat hormon seks dewasa.
Kanker prostat berhubungan dengan tingkat testosteron dan sering diobati dengan menghentikan produksi testosteron, antara lain lewat operasi atau kastrasi kimiawi. Sedangkan kanker payudara berhubungan dengan tingkat estrogen dan juga terkait dengan makanan berkadar lemak tinggi.
Tim Herbert menunjukkan kaum lelaki kulit hitam Amerika mempunyai tingkat kemungkinan terserang kanker prostat 40% lebih tinggi daripada rekan-rekannya yang berkulit putih, dan lelaki kulit hitam cenderung memiliki tingkat testosteron lebih tinggi.
Kanker usus, kanker pembunuh terbesar ketiga di Amerika Serikat, juga tak lepas dari kaitan dengan makanan yang mengandung lemak hewani dan kurangnya buah-buahan, sayur-sayuran serta biji-bijian. Selain itu ditemukan juga orang yang biasa menenggak alkohol amat mungkin meninggal akibat kanker prostat. Sebaliknya dengan menyantap banyak produk kedelai kemungkinan itu makin kecil.
Dikatakan masih belum sepenuhnya jelas apakah ikan mempunyai efek protektif. Ini karena orang yang gemar makan ikan biasanya juga gemar kedelai. Akan tetapi ikan dan kedelai mengandung asam lemak Omega 3, yang dalam berbagai tes diketahui bisa menghentikan pertumbuhan tumor.
Para periset menyatakan kasus paling sedikit kematian akibat kanker prostat ada di negara-negara seperti Jepang. Sebab di negara-negara itu orang biasa mengkonsumsi banyak kedelai dan ikan sementara sedikit memakan daging.
Perbedaan tetap tampak meskipun masalah lingkungan, olahraga dan faktor-faktor lainnya juga diperhitungkan.
Dalam kesimpulannya, tim Herbert berpendapat atas dasar studi ini dan juga penelitian-penelitian lainnya, jelas makanan model Barat ikut punya andil bagi resiko kematian akibat kanker prostat.
Suatu survei kematian akibat kanker prostat di 59 negara menunjukkan amat kuatnya hubungan antara makanan dan kematian karena penyakit itu, yang sejauh ini merupakan kanker pembunuh terbesar kedua bagi kaum lelaki, setelah kanker paru-paru.
James Herbert dan rekan-rekannya dari Fakultas Kedokteran Univesitas Massachusetts dalam suatu laporan yang dimuat Journal of the National Cancer Institute, menyebutkan energi hewani positif terkait dengan kematian akibat kanker prostat. Hal ini terlihat pada efek protektif dari konsumsi sereal, kacang-kacangan, oil seeds (yang juga mencakup konsumsi kedelai) dan ikan.
Kematian akibat kanker prostat ada hubungannya juga dengan faktor makanan termasuk intake energi, lemak total dan produk-produk hewani (khususnya susu, daging dan ayam).
Dinyatakan juga sejumlah studi lain menunjukkan suatu mekanisme yang sama. Yakni kanker prostat dan kanker-kanker lain yang sensitif terhadap tingkat hormon serum (darah), lemak hewani mungkin berpengaruh terhadap resiko kanker dengan mempertinggi tingkat hormon seks dewasa.
Kanker prostat berhubungan dengan tingkat testosteron dan sering diobati dengan menghentikan produksi testosteron, antara lain lewat operasi atau kastrasi kimiawi. Sedangkan kanker payudara berhubungan dengan tingkat estrogen dan juga terkait dengan makanan berkadar lemak tinggi.
Tim Herbert menunjukkan kaum lelaki kulit hitam Amerika mempunyai tingkat kemungkinan terserang kanker prostat 40% lebih tinggi daripada rekan-rekannya yang berkulit putih, dan lelaki kulit hitam cenderung memiliki tingkat testosteron lebih tinggi.
Kanker usus, kanker pembunuh terbesar ketiga di Amerika Serikat, juga tak lepas dari kaitan dengan makanan yang mengandung lemak hewani dan kurangnya buah-buahan, sayur-sayuran serta biji-bijian. Selain itu ditemukan juga orang yang biasa menenggak alkohol amat mungkin meninggal akibat kanker prostat. Sebaliknya dengan menyantap banyak produk kedelai kemungkinan itu makin kecil.
Dikatakan masih belum sepenuhnya jelas apakah ikan mempunyai efek protektif. Ini karena orang yang gemar makan ikan biasanya juga gemar kedelai. Akan tetapi ikan dan kedelai mengandung asam lemak Omega 3, yang dalam berbagai tes diketahui bisa menghentikan pertumbuhan tumor.
Para periset menyatakan kasus paling sedikit kematian akibat kanker prostat ada di negara-negara seperti Jepang. Sebab di negara-negara itu orang biasa mengkonsumsi banyak kedelai dan ikan sementara sedikit memakan daging.
Perbedaan tetap tampak meskipun masalah lingkungan, olahraga dan faktor-faktor lainnya juga diperhitungkan.
Dalam kesimpulannya, tim Herbert berpendapat atas dasar studi ini dan juga penelitian-penelitian lainnya, jelas makanan model Barat ikut punya andil bagi resiko kematian akibat kanker prostat.
CANGKANG KEPITING BISA JADI OBAT ALTERNATIF
Ini mungkin berita baru bagi para penggemar makan makanan laut, seperti kepiting dan udang laut. Mereka tentunya tidak menyangka kulit dari kedua jenis makanan yang sering disantap itu sebenarnya mempunyai khasiat sebagai obat alternatif atau makanan kesehatan.
Bahkan melalui prosese tertentu, cangkang kepiting dan udang yang semula dikira tidak mempunyai faedah apa-apa, mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari kemampuannya yang dapat memperkuat dan meremajakan daya kerja liver, mencegah dan melawan merambatnya kanker, mempertinggi daya tahan tubuh dan antibodi, memperkaya bakteri yang berguna dalam usus kita dan lain sebagainya.
Manfaat kulit kepiting tersebut, untuk pertamakalinya ditemukan para ilmuwan dari Jepang, setelah mereka melakukan penelitian bertahun-tahun. Bahkan menurut Dr. Matsunaga dari Asta Clinic, Nagoya yang juga menjadi Presiden Association of Chitosan, manfaat kulit kepiting dan udang itu, sudah menjadi perhatian mereka sejak 10 tahun lalu.
Dari hasil penelitian yang dilakukan para ilmuwan Jepang tersebut diketahui dalam kulit kepiting, terkandung zat kithin yang dikenal sangat efektif untuk menekan pertumbuhan kanker dan menurunkan kolesterol dalam tubuh.
Kemampuan zat kithin untuk menekan pertumbuhan sel kanker, salah satunya telah dibuktikan dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Profesor Suzuki Shigeo dari universitas Farmasi Tohoku Jepang.
Dalam percobaan itu, mereka melakukan tes terhadap dua kelompok tikus yang masing-masing ditulari sel kanker. Setelah positif tertular kanker, kemudian salah satu kelompok tikus itu disuntikkan zat kithin yang diambil dari cangkang kepiting. Hasilnya sangat mengagetkan. setelah dua minggu, sel kanker yang ada di tikus tersebut makin berkurang dan berangsur-angsur hilang.
Dari hasil riset itu, orang pun mulai tahu zat kithin ternyata sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan antibodi. Sehingga orang pun akan mempunyai kemampuan untuk membunuh sel kanker yang menyerangnya. Karenanya tidak tanggung-tanggung, hasil penelitian itu juga direkomendasikan oleh Japan Cancer Society.
Unsur zat kithin yang memiliki rangkaian molekul lebih dari 1 juta itu, sebenarnya tidak hanya terdapat dalam cangkang kepiting saja. Ia juga terdapat dalam kulit udang dan kulit mantel pada serangga, juga pada binatang molusca, seperti cumi-cumi, jamur dan kerang. Kithin sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya "amplop".
Dewasa ini, penelitian yang dilakukan pemerintah Jepang terhadap kegunaan kithin semakin berkembang. Sejak diketahui zat tersebut memiliki berbagai macam karakteristik dan manfaat, maka orang pun mulai mencoba mengembangkannya untuk pemakaian praktis, terutama di bidang pengobatan.
Salah satu penemuan yang sekarang ini cukup dikenal di masyarakat, termasuk masyarakat kita adalah Kitosan dari Circle of love Peace (CLP) Jepang yang dipasarkan PT. Kosmojaya pandu Nusa. Kitosan sendiri merupakan suatu proses alkali dari zat kithin agar lebih mudah dicerna.
"Sebenarnya kehadiran produk Kitosan ini, sudah cukup lama. Di Indonesia sendiri sudah kita perkenalkan sejak tahun 1996. Namun kehadiran Kitosan di sini bukan sebagai obat melainkan makanan tambahan," jelas Pimpinan PT Kosmojaya Pandu Nusa Semarang H Nugroho Koesno.
Bahkan lebih jauh, Nugroho menjelaskan zat kithin juga dapat digunakan sebagai bahan untuk kulit sintetis. Berdasarkan penelitian di Jepang, zat tersebut juga bisa diurai menjadi benang maupun sebentuk selaput yang dapat digunakan untuk benang operasi ataupun kulit sintetis.
Dari percobaan itu, kulit sintetis dari zat kithin ini mempunyai beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan kulit sintetis biasa yang umunya terbuat dari kulit babi atau selaput collagen sapi. Kulit sintetis ini, mempunyai keunggulan dapat menghaluskan kulit, tidak meninggalkan bekas, tidak menimbulkan efek sampingan, seperti radang dan lain sebagainya.
Selain untuk kulit sintetis, zat kithin atau Kitosan tersebut, juga sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam produk kosmetik dan makanan. Dengan kemampuannya yang dapat mencegah pembusukan dan timbulnya jamur, maka zat kithin sangat efektif untuk bahan tambahan dalam produk makanan asinan maupun menjaga kelembaban kosmetik ataupun shampo.
Di samping itu dengan kemampuannya yang bersifat menyerap kotoran, zat ini juga sering digunakan untuk memproses air bersih ataupun untuk memproduksi lensa kontak, kristal cair dan lain sebagainya.
"Demikian banyaknya manfaat zat kithin ini maka tidak aneh apabila sekarang ini lebih dari 400 produk yang berhubungan dengan zat ini, mengajukan hak paten".
Sementara itu menjawab pertanyaan apakah semua kulit kepiting bisa digunakan sebagai bahan dasar Kitosan. Menurut Matsunaga, berdasarkan penelitian yang dilakukannya selama ini, pihaknya baru merekomendasikan untuk kepiting Taraba, yakni jenis kepiting yang khas hidup di laut-laut Jepang.
Binatang khas Jepang itu dikenal juga sebagai kepiting terbesar di dunia. Karena untuk ukuran paling besar mempunyai total panjang kaki kanan dan kiri hingga tiga meter. Sedangkan yang paling kecil panjangnya hanya sekitar 40-60 cm.
Kendati demikian tidak menutup kemungkinan kulit kepiting jenis lain juga mempunyai zat tersebut. Hanya saja, diakui, pihaknya belum pernah melakukan penelitian ke arah sana.
Bahkan melalui prosese tertentu, cangkang kepiting dan udang yang semula dikira tidak mempunyai faedah apa-apa, mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari kemampuannya yang dapat memperkuat dan meremajakan daya kerja liver, mencegah dan melawan merambatnya kanker, mempertinggi daya tahan tubuh dan antibodi, memperkaya bakteri yang berguna dalam usus kita dan lain sebagainya.
Manfaat kulit kepiting tersebut, untuk pertamakalinya ditemukan para ilmuwan dari Jepang, setelah mereka melakukan penelitian bertahun-tahun. Bahkan menurut Dr. Matsunaga dari Asta Clinic, Nagoya yang juga menjadi Presiden Association of Chitosan, manfaat kulit kepiting dan udang itu, sudah menjadi perhatian mereka sejak 10 tahun lalu.
Dari hasil penelitian yang dilakukan para ilmuwan Jepang tersebut diketahui dalam kulit kepiting, terkandung zat kithin yang dikenal sangat efektif untuk menekan pertumbuhan kanker dan menurunkan kolesterol dalam tubuh.
Kemampuan zat kithin untuk menekan pertumbuhan sel kanker, salah satunya telah dibuktikan dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Profesor Suzuki Shigeo dari universitas Farmasi Tohoku Jepang.
Dalam percobaan itu, mereka melakukan tes terhadap dua kelompok tikus yang masing-masing ditulari sel kanker. Setelah positif tertular kanker, kemudian salah satu kelompok tikus itu disuntikkan zat kithin yang diambil dari cangkang kepiting. Hasilnya sangat mengagetkan. setelah dua minggu, sel kanker yang ada di tikus tersebut makin berkurang dan berangsur-angsur hilang.
Dari hasil riset itu, orang pun mulai tahu zat kithin ternyata sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan antibodi. Sehingga orang pun akan mempunyai kemampuan untuk membunuh sel kanker yang menyerangnya. Karenanya tidak tanggung-tanggung, hasil penelitian itu juga direkomendasikan oleh Japan Cancer Society.
Unsur zat kithin yang memiliki rangkaian molekul lebih dari 1 juta itu, sebenarnya tidak hanya terdapat dalam cangkang kepiting saja. Ia juga terdapat dalam kulit udang dan kulit mantel pada serangga, juga pada binatang molusca, seperti cumi-cumi, jamur dan kerang. Kithin sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya "amplop".
Dewasa ini, penelitian yang dilakukan pemerintah Jepang terhadap kegunaan kithin semakin berkembang. Sejak diketahui zat tersebut memiliki berbagai macam karakteristik dan manfaat, maka orang pun mulai mencoba mengembangkannya untuk pemakaian praktis, terutama di bidang pengobatan.
Salah satu penemuan yang sekarang ini cukup dikenal di masyarakat, termasuk masyarakat kita adalah Kitosan dari Circle of love Peace (CLP) Jepang yang dipasarkan PT. Kosmojaya pandu Nusa. Kitosan sendiri merupakan suatu proses alkali dari zat kithin agar lebih mudah dicerna.
"Sebenarnya kehadiran produk Kitosan ini, sudah cukup lama. Di Indonesia sendiri sudah kita perkenalkan sejak tahun 1996. Namun kehadiran Kitosan di sini bukan sebagai obat melainkan makanan tambahan," jelas Pimpinan PT Kosmojaya Pandu Nusa Semarang H Nugroho Koesno.
Bahkan lebih jauh, Nugroho menjelaskan zat kithin juga dapat digunakan sebagai bahan untuk kulit sintetis. Berdasarkan penelitian di Jepang, zat tersebut juga bisa diurai menjadi benang maupun sebentuk selaput yang dapat digunakan untuk benang operasi ataupun kulit sintetis.
Dari percobaan itu, kulit sintetis dari zat kithin ini mempunyai beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan kulit sintetis biasa yang umunya terbuat dari kulit babi atau selaput collagen sapi. Kulit sintetis ini, mempunyai keunggulan dapat menghaluskan kulit, tidak meninggalkan bekas, tidak menimbulkan efek sampingan, seperti radang dan lain sebagainya.
Selain untuk kulit sintetis, zat kithin atau Kitosan tersebut, juga sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran dalam produk kosmetik dan makanan. Dengan kemampuannya yang dapat mencegah pembusukan dan timbulnya jamur, maka zat kithin sangat efektif untuk bahan tambahan dalam produk makanan asinan maupun menjaga kelembaban kosmetik ataupun shampo.
Di samping itu dengan kemampuannya yang bersifat menyerap kotoran, zat ini juga sering digunakan untuk memproses air bersih ataupun untuk memproduksi lensa kontak, kristal cair dan lain sebagainya.
"Demikian banyaknya manfaat zat kithin ini maka tidak aneh apabila sekarang ini lebih dari 400 produk yang berhubungan dengan zat ini, mengajukan hak paten".
Sementara itu menjawab pertanyaan apakah semua kulit kepiting bisa digunakan sebagai bahan dasar Kitosan. Menurut Matsunaga, berdasarkan penelitian yang dilakukannya selama ini, pihaknya baru merekomendasikan untuk kepiting Taraba, yakni jenis kepiting yang khas hidup di laut-laut Jepang.
Binatang khas Jepang itu dikenal juga sebagai kepiting terbesar di dunia. Karena untuk ukuran paling besar mempunyai total panjang kaki kanan dan kiri hingga tiga meter. Sedangkan yang paling kecil panjangnya hanya sekitar 40-60 cm.
Kendati demikian tidak menutup kemungkinan kulit kepiting jenis lain juga mempunyai zat tersebut. Hanya saja, diakui, pihaknya belum pernah melakukan penelitian ke arah sana.
LIDAH BUAYA UNTUK OBAT SEMBELIT
Lidah buaya, seperti dikemukakan pakar kesehatan tanam-tanaman Prof Hembing, bukan hanya untuk kesehatan kulit. Namun berdasarkan penelitiannya, tanaman yang banyak digemari ibu rumah tangga sebagai tanaman hias itu bermanfaat lain.
Lidah buaya yang mempunyai nama latin Aloe vers, linn, adalah tanaman sukulen dari keluarga Liliaceae. Tanaman yang tahan terhadap kekurangan air ini dapat hidup di segala jenis tanah, baik tanah yang mengandung bahan organik dengan tingkat keasaman tinggi maupun tanah mineral.
Dia dapat ditanam dalam pot, bekas peralatan dapur seperti panci, kuali serta dapat juga tumbuh dengan baik di halaman rumah yang sempit. Berdasarkan penelitian, diketahui di dalam empulur lidah buaya yang terletak pada bagian sebelah dalam kulit, terkandung bermacam-macam zat gizi, seperti vitamin dan mineral, B1, B2, B6, niasin, vitamin C, kalsium, kalium, klor, natrium dan mangan. Di samping itu terkandung 18 asam amino penting antara lain lisin, asam aspartat dan histidin.
Lidah buaya bagi masyarakat Kalbar sangat dikenal luas, terutama pada Bulan Ramadhan. Sebab, ia dapat diolah menjadi minuman segar yang biasa dikenal dengan nama es cendol. Popularitasnya pun hampir menyaingi manisan kolang kaling.
Es cendol lidah buaya hadir di meja tamu pada saat Idul Fitri. es cendol lidah buaya disuguhkan dengan tampilan yang khas, seperti agar-agar. Prof Hembing pernah menuturkan, lidah buaya dapat menurunkan kolesterol tinggi. Diketahui pula lidah buaya dapat digunakan sebagai obat tradisional. bagi masyarakat Kalbar, tanaman ini biasa digunakan sebagai obat penurun panas, cacingan pada anak-anak, kencing manis, sembelit, wasir, batuk rejan serta muntah darah.
Dilihat secara fisik, tanaman ini memiliki ciri kulit hijau ditumbuhi duri. Ia sanggup mengundang perhatian karena khasiat yang terkandung di dalamnya. Karena itu pula tanaman ini dapat dikonsumsi.
Agar dapat dikonsumsi dan menjadi minuman segar, sebelumnya harus diperhatikan cara mengolahnya. Ada beberapa tahapan. Pertama, empulur lidah buaya harus dipisahkan dari kulitnya yang terasa pahit. Setelah itu, dipotong atau diiris-iris sesuai dengan selera, berbentuk persegi panjang atau dadu.
Agar ia tidak mudah hancur atau patah, setelah dipotong atau diiris, perlu dicuci dengan air yang telah diberi kapur secukupnya dan hanya dilakukan sesaat. kemudian dibilas dengan air bersih.
Tahap kedua, untuk menghilangkan lendir yang biasanya masih menempel pada potongan atau irisan empulur, masaklah air hingga mendidih. Seteal itu, potongan atau irisan empulur dituang ke dalam air yang telah mendidih. Kemudian segera anakat dan biarkan beberapa saat sampai panasnya berkurang.
Tahap ketiga adalah agar lidah buaya dapat disantap menjadi minuman segar yang terasa manis, istilah lainnya cendol lidah buaya, masak kembali air dan tambahkan gula secukupnya. Keluarkan dari air rebusan pertama dan ditiris, selanjutnya masukkan ke dalam air rebusan yang bercampur gula apabila telah mendidih. Biarkan beberapa saat, setelah itu angkat.
Untuk mengundang selera, biasanya ia dihidangkan dalam gelas yang beisi pecahan es batu. Jadilah ia es cendol lidah buaya. Hal ini biasa dilakukan para ibu rumah tangga dan masyarakat keturunan (Cina). bahkan terkadang ditambahkan pula air santan ke dalamnya, tapi biasanya tidak tahan lama karena santan mudah basi.
Es cendol lidah buaya ini dijual masyarakat keturunan Cina di pinggiran Kota Pontianak (Siantan), yang terletak berbaris sepanjang jalan menuju arah luar kota dengan bangunan-bangunan semipermanen, sebagai teman makan jagung bakar.
Ada pula yang menjualnya di kantin-kantin sekolah, fakultas dan di wilayah perkantoran. Para ibu rumah tangga juga biasa membuatnya sebagai minuman penghilang dahaga di rumah.
Minuman segar ini, yang biasa digunakan sebagai obat tradisional penurun panas atau mengobati lainnya, belum menjadi minuman yang dianjurkan untuk diminum para pasien di rumah sakit.Sebab belum pernah dilakukan penelitian yang intensif mengenai keberadaannya walaupun di Eropa dan Amerika lidah buaya telah dikomersilkan secara luas.
Tetapi jika berkonsultasi masalah kesehatan dengan dokter yang masih berdarah keturunan (Cina), ia tak segan-segan menawarkan obat tradisional mereka ini sebagai pelengkap resep yang dibuatnya.
Tanaman lidah buaya yang dijual di pasar, berasal dari kebun-kebun di pinggir kota Pontianak (Siantan). Ditanam secara tradisional pada lahan bergambut dan perawatannya pun sangat sederhana dengan cara manual.
Suatu saat investor berminat memberikan modal untuk membudidayakannya, tapi kelompok tani belum bersedia menyanggupi. Alasannya, keterbatasan ilmu di bidang pertanian, yaitu cara menanam yang baik serta cara pemasarannya. Petani merasa cara pembudidayaan yang selama ini dilakukan masih sangat tradisional, pemeliharaan dan perawatan pada tanaman masih seadanya.
Seorang petani lidah buaya bercerita, cara menanam dan merawat lidah buaya tidak sesulit yang diduga, karena jenis tanaman ini dapat tumbuh di segala tempat. Tanah subur dan sedikit lembab adalah media yang cocok bagi pertumbuhannya.
Agar menghasilkan daun dengan empulur yang tebal dan besar, enam bulan pertama disiram larutan urea dengan takaran satu sendok makan untuk 20 liter air dan diberikan setiap bulan. Pemupukan dihentikan sebulan menjelang panen. Tanaman dapat disuburkan pula dengan pemberiankompos atau pupuk kandang. Hindari penggunaan pupuk kimiawi dan pestisida, terlebih juka tanaman tersebut akan digunakan untuk obat.
Mengenai tata niaga, petani masih beranggapan jika tanaman lidah buaya dijual tanpa terlebih dahulu diolah menjadi minuman segar, harganya tidak sebanding dengan tenaga dan biaya yang mereka keluarkan.
Minuman lidah buaya biasanya dijual Rp 500 sampai Rp 600. untuk pemanis rasa, para ibu biasa menggunakan sari gula/induk gula sehingga akan lebih meringankan beban.
Namun di sisi lain dengan adanya usaha pembudidayaan tanaman lidah buaya secara besar-besaran, para petani masih sanksi apakah home industry ini dapat bersaing dengan jenis makanan serupa?
Lidah buaya yang mempunyai nama latin Aloe vers, linn, adalah tanaman sukulen dari keluarga Liliaceae. Tanaman yang tahan terhadap kekurangan air ini dapat hidup di segala jenis tanah, baik tanah yang mengandung bahan organik dengan tingkat keasaman tinggi maupun tanah mineral.
Dia dapat ditanam dalam pot, bekas peralatan dapur seperti panci, kuali serta dapat juga tumbuh dengan baik di halaman rumah yang sempit. Berdasarkan penelitian, diketahui di dalam empulur lidah buaya yang terletak pada bagian sebelah dalam kulit, terkandung bermacam-macam zat gizi, seperti vitamin dan mineral, B1, B2, B6, niasin, vitamin C, kalsium, kalium, klor, natrium dan mangan. Di samping itu terkandung 18 asam amino penting antara lain lisin, asam aspartat dan histidin.
Lidah buaya bagi masyarakat Kalbar sangat dikenal luas, terutama pada Bulan Ramadhan. Sebab, ia dapat diolah menjadi minuman segar yang biasa dikenal dengan nama es cendol. Popularitasnya pun hampir menyaingi manisan kolang kaling.
Es cendol lidah buaya hadir di meja tamu pada saat Idul Fitri. es cendol lidah buaya disuguhkan dengan tampilan yang khas, seperti agar-agar. Prof Hembing pernah menuturkan, lidah buaya dapat menurunkan kolesterol tinggi. Diketahui pula lidah buaya dapat digunakan sebagai obat tradisional. bagi masyarakat Kalbar, tanaman ini biasa digunakan sebagai obat penurun panas, cacingan pada anak-anak, kencing manis, sembelit, wasir, batuk rejan serta muntah darah.
Dilihat secara fisik, tanaman ini memiliki ciri kulit hijau ditumbuhi duri. Ia sanggup mengundang perhatian karena khasiat yang terkandung di dalamnya. Karena itu pula tanaman ini dapat dikonsumsi.
Agar dapat dikonsumsi dan menjadi minuman segar, sebelumnya harus diperhatikan cara mengolahnya. Ada beberapa tahapan. Pertama, empulur lidah buaya harus dipisahkan dari kulitnya yang terasa pahit. Setelah itu, dipotong atau diiris-iris sesuai dengan selera, berbentuk persegi panjang atau dadu.
Agar ia tidak mudah hancur atau patah, setelah dipotong atau diiris, perlu dicuci dengan air yang telah diberi kapur secukupnya dan hanya dilakukan sesaat. kemudian dibilas dengan air bersih.
Tahap kedua, untuk menghilangkan lendir yang biasanya masih menempel pada potongan atau irisan empulur, masaklah air hingga mendidih. Seteal itu, potongan atau irisan empulur dituang ke dalam air yang telah mendidih. Kemudian segera anakat dan biarkan beberapa saat sampai panasnya berkurang.
Tahap ketiga adalah agar lidah buaya dapat disantap menjadi minuman segar yang terasa manis, istilah lainnya cendol lidah buaya, masak kembali air dan tambahkan gula secukupnya. Keluarkan dari air rebusan pertama dan ditiris, selanjutnya masukkan ke dalam air rebusan yang bercampur gula apabila telah mendidih. Biarkan beberapa saat, setelah itu angkat.
Untuk mengundang selera, biasanya ia dihidangkan dalam gelas yang beisi pecahan es batu. Jadilah ia es cendol lidah buaya. Hal ini biasa dilakukan para ibu rumah tangga dan masyarakat keturunan (Cina). bahkan terkadang ditambahkan pula air santan ke dalamnya, tapi biasanya tidak tahan lama karena santan mudah basi.
Es cendol lidah buaya ini dijual masyarakat keturunan Cina di pinggiran Kota Pontianak (Siantan), yang terletak berbaris sepanjang jalan menuju arah luar kota dengan bangunan-bangunan semipermanen, sebagai teman makan jagung bakar.
Ada pula yang menjualnya di kantin-kantin sekolah, fakultas dan di wilayah perkantoran. Para ibu rumah tangga juga biasa membuatnya sebagai minuman penghilang dahaga di rumah.
Minuman segar ini, yang biasa digunakan sebagai obat tradisional penurun panas atau mengobati lainnya, belum menjadi minuman yang dianjurkan untuk diminum para pasien di rumah sakit.Sebab belum pernah dilakukan penelitian yang intensif mengenai keberadaannya walaupun di Eropa dan Amerika lidah buaya telah dikomersilkan secara luas.
Tetapi jika berkonsultasi masalah kesehatan dengan dokter yang masih berdarah keturunan (Cina), ia tak segan-segan menawarkan obat tradisional mereka ini sebagai pelengkap resep yang dibuatnya.
Tanaman lidah buaya yang dijual di pasar, berasal dari kebun-kebun di pinggir kota Pontianak (Siantan). Ditanam secara tradisional pada lahan bergambut dan perawatannya pun sangat sederhana dengan cara manual.
Suatu saat investor berminat memberikan modal untuk membudidayakannya, tapi kelompok tani belum bersedia menyanggupi. Alasannya, keterbatasan ilmu di bidang pertanian, yaitu cara menanam yang baik serta cara pemasarannya. Petani merasa cara pembudidayaan yang selama ini dilakukan masih sangat tradisional, pemeliharaan dan perawatan pada tanaman masih seadanya.
Seorang petani lidah buaya bercerita, cara menanam dan merawat lidah buaya tidak sesulit yang diduga, karena jenis tanaman ini dapat tumbuh di segala tempat. Tanah subur dan sedikit lembab adalah media yang cocok bagi pertumbuhannya.
Agar menghasilkan daun dengan empulur yang tebal dan besar, enam bulan pertama disiram larutan urea dengan takaran satu sendok makan untuk 20 liter air dan diberikan setiap bulan. Pemupukan dihentikan sebulan menjelang panen. Tanaman dapat disuburkan pula dengan pemberiankompos atau pupuk kandang. Hindari penggunaan pupuk kimiawi dan pestisida, terlebih juka tanaman tersebut akan digunakan untuk obat.
Mengenai tata niaga, petani masih beranggapan jika tanaman lidah buaya dijual tanpa terlebih dahulu diolah menjadi minuman segar, harganya tidak sebanding dengan tenaga dan biaya yang mereka keluarkan.
Minuman lidah buaya biasanya dijual Rp 500 sampai Rp 600. untuk pemanis rasa, para ibu biasa menggunakan sari gula/induk gula sehingga akan lebih meringankan beban.
Namun di sisi lain dengan adanya usaha pembudidayaan tanaman lidah buaya secara besar-besaran, para petani masih sanksi apakah home industry ini dapat bersaing dengan jenis makanan serupa?
Label:
cendol,
lidah buaya
Kamis, 13 Agustus 2009
LEBIH BERGIZI, TEMPE CAMPUR BEKATUL DAN KACANG HIJAU
Tempe yang selama ini dikenal sebagai makanan kecil, rupa-rupanya sudah lama menjadi bagian menu orang-orang Jepang, Amerika dan Eropa. Buktinya Hesseltinr & Smith telah mempatenkan tempe kedelai yang dicampur serealia tahun 1966 di Amerika.
Kalau di Indonesia ada tempe kedelai (dengan bahan baku kedelai), tempe gembus (bahan baku koro), maka di Amerika, Bai RG dan kawan-kawan dalam penelitiannya melaporkan tentang tempe kedelai yang dicampur kacang tanah.
Bai melaporkan itu dalam buku Studies on Tempeh : part I Processing and nutritional evaluation on tempeh from a mixture of soybean and groundnut (1975).
Dalam laporan penelitiannya, Tanuwidjaja L mengatakan, kedelai sebagai bahan baku utama tempe memang merupakan sumber protein nabati yang paling baik. laporan penelitian mengenai "Pembuatan tempe dan sejenisnya dari tepung kedelai" (1975), ia menyebutkan di Indonesia dan negara berkembang lainnya, kedelai berperan utama dalam menanggulangi kekurangan protein.
Sementara Mulyowidarso(1988) mengatakan, kedelai yang mengalami proses "penempean" memang lebih enak dimakan, nilai gizinya meningkat, rasa dan aromanya pun spesifik. Penelitian tentang tempe yang terbukti mengandung gizi tinggi itu pun terus berkembang hingga saat ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Paling tidak, penelitian terbaru tentang tempe itu belum lama ini dilakukan dua peneliti dari Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali, yakni DR Siti Nurul fatimah MS dan Dr Tjandra Pantjajani MS.
Dalam laporan penelitiannya tentang tempe gembus atau tempe menjes yang terbuat dari bahan baku utama berupa ampas tahu, doktor Nurul Fatimah menemukan tempe gembus akan memiliki komposisi zat gizi tinggi apabila dicampur dengan bekatul, yakni bekatul beras, bekatul jagung ataupun campuran kedua jenis bekatul tersebut.
Protein yang terkandung dalam ampas tahu yang dibuat untuk tempe gembus memang terbatas kadar asam aminonya sehingga kualitas tempe gembus juga rendah.
Oleh karena itu, kata alumnus IKIP Surabaya tahu 1978 itu, rendahnya kadar kualitas protein tempe gembus harus ditingkatkan dengan alternatif melakukan komplementasi dengan bahan lain yang mengandung asam amino lebih tinggi, seperti bekatul jagung atau beras.
"Dari hasil penelitian proses fermentasi selama 26 jam dalam suhu 30 derajat Celcius, komplementasi yang tepat antara tempe gembus dengan bekatul jagung atau beras adalah satu berbanding satu, "katanya. Perbandingan yang dimaksud adalah 1 : 1.
Menurut wanita kelahiran Sumenep (Madura) pada 47 tahun lalu itu, tempe gembus sebanyak 100 gram dengan bahan baku ampas tahu semata-mata hanya mengandung lima gram protein, 2,1 gram lemak, 8,1 gram karbohidrat total.
"Jadi kualitasnya rendah. Bahkan kadar proteinnya juga rendah akibat rendahnya kadar asam amino", kata alumnus S-2 Unair Surabaya itu.
Dengan tambahan bekatul jagung, bekatul beras, atau campuran kedua jenis bekatul tersebut, kata peneliti yang melakukan penelitian pada sejumlah kelompok perajin tempe gembus di Jombang (Jatim) itu, maka kadar protein, vitamin B1, serat, NPU, dan kecertnaan akan meningkat lebih tinggi, sehingga gizinya pun akan lebih tinggi.
"Dengan tambahan bekatul itu pula, rasanya akan lebih enak dan penampilannya juga menarik serta teksturnya lebih keras dibanding tempe gembus pada umumnya", katanya.
Sementara itu, Doktor Tjandra Pantjajani dalam penelitiannya tentang tempe kedelai, menemukan tempe kedelai akan lebih enak rasanya apabila dikomplementasikan dengan kacang hijau dalam komposisi 5 : 1. selain itu, komposisi itu menghasilkan tempe dengan kadar gizi yang lebih baik pula.
"Hal itu terjadi karena kacang hijau merupakan sumber protein, vitamin dan mineral", kata peneliti dari Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali, itu dalam uji disertasi di FPS Unair Surabaya, bulan lalu.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 100 responden dari Kelurahan Semolowaru RW V RT 1, 2 dan 3, kata rekan satu angkatan doktor Nurul yang lulusan IKIP Surabaya tahun 1978 itu, tempe dengan campuran kedelai dan kacang hijau mempunyai rasa enak.
"Bahkan beberapa responden mengatakan lebih enak dibandingkan dengan tempe kedelai biasa," kata wanita kelahiran Jombang Jatim pada 46 tahun yang lalu.
Namun, menurut dia, dalam penelitian biokimia yang dilakukannya, menunjukkan semakin banyak kacang hijau yang dipakai, maka kadar protein, besi, fosfor, asam lemak dan asam amino total semakin menurun.
Oleh karena itu, kata alumnus S2 Unair itu, tempe yang paling enak rasanya dan disukai responden adalah campuran kedelai-kacang hijau dalam komposisi 5 : 1, kemudian tempe kedelai dan campuran kedelai-kacang hijau 4 : 1, atau 3 : 1.
"Semakin banyak campuran kacang hijaunya semakin berkurang tingkat kesenangan responden terhadap tempe itu, karena rasa campuran kedelai-kacang hijau dengan perbandingan 4 : 1 atau 3 : 1 kurang gurih, " katanya.
Ia mengakui harga tempe kedelai "campur" kacang hijau memang lebih mahal dibanding tempe kedelai biasa, namun jika rasanya lebih enak tentu akan dapat disukai sebagai tempe alternatif.
Kalau di Indonesia ada tempe kedelai (dengan bahan baku kedelai), tempe gembus (bahan baku koro), maka di Amerika, Bai RG dan kawan-kawan dalam penelitiannya melaporkan tentang tempe kedelai yang dicampur kacang tanah.
Bai melaporkan itu dalam buku Studies on Tempeh : part I Processing and nutritional evaluation on tempeh from a mixture of soybean and groundnut (1975).
Dalam laporan penelitiannya, Tanuwidjaja L mengatakan, kedelai sebagai bahan baku utama tempe memang merupakan sumber protein nabati yang paling baik. laporan penelitian mengenai "Pembuatan tempe dan sejenisnya dari tepung kedelai" (1975), ia menyebutkan di Indonesia dan negara berkembang lainnya, kedelai berperan utama dalam menanggulangi kekurangan protein.
Sementara Mulyowidarso(1988) mengatakan, kedelai yang mengalami proses "penempean" memang lebih enak dimakan, nilai gizinya meningkat, rasa dan aromanya pun spesifik. Penelitian tentang tempe yang terbukti mengandung gizi tinggi itu pun terus berkembang hingga saat ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Paling tidak, penelitian terbaru tentang tempe itu belum lama ini dilakukan dua peneliti dari Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali, yakni DR Siti Nurul fatimah MS dan Dr Tjandra Pantjajani MS.
Dalam laporan penelitiannya tentang tempe gembus atau tempe menjes yang terbuat dari bahan baku utama berupa ampas tahu, doktor Nurul Fatimah menemukan tempe gembus akan memiliki komposisi zat gizi tinggi apabila dicampur dengan bekatul, yakni bekatul beras, bekatul jagung ataupun campuran kedua jenis bekatul tersebut.
Protein yang terkandung dalam ampas tahu yang dibuat untuk tempe gembus memang terbatas kadar asam aminonya sehingga kualitas tempe gembus juga rendah.
Oleh karena itu, kata alumnus IKIP Surabaya tahu 1978 itu, rendahnya kadar kualitas protein tempe gembus harus ditingkatkan dengan alternatif melakukan komplementasi dengan bahan lain yang mengandung asam amino lebih tinggi, seperti bekatul jagung atau beras.
"Dari hasil penelitian proses fermentasi selama 26 jam dalam suhu 30 derajat Celcius, komplementasi yang tepat antara tempe gembus dengan bekatul jagung atau beras adalah satu berbanding satu, "katanya. Perbandingan yang dimaksud adalah 1 : 1.
Menurut wanita kelahiran Sumenep (Madura) pada 47 tahun lalu itu, tempe gembus sebanyak 100 gram dengan bahan baku ampas tahu semata-mata hanya mengandung lima gram protein, 2,1 gram lemak, 8,1 gram karbohidrat total.
"Jadi kualitasnya rendah. Bahkan kadar proteinnya juga rendah akibat rendahnya kadar asam amino", kata alumnus S-2 Unair Surabaya itu.
Dengan tambahan bekatul jagung, bekatul beras, atau campuran kedua jenis bekatul tersebut, kata peneliti yang melakukan penelitian pada sejumlah kelompok perajin tempe gembus di Jombang (Jatim) itu, maka kadar protein, vitamin B1, serat, NPU, dan kecertnaan akan meningkat lebih tinggi, sehingga gizinya pun akan lebih tinggi.
"Dengan tambahan bekatul itu pula, rasanya akan lebih enak dan penampilannya juga menarik serta teksturnya lebih keras dibanding tempe gembus pada umumnya", katanya.
Sementara itu, Doktor Tjandra Pantjajani dalam penelitiannya tentang tempe kedelai, menemukan tempe kedelai akan lebih enak rasanya apabila dikomplementasikan dengan kacang hijau dalam komposisi 5 : 1. selain itu, komposisi itu menghasilkan tempe dengan kadar gizi yang lebih baik pula.
"Hal itu terjadi karena kacang hijau merupakan sumber protein, vitamin dan mineral", kata peneliti dari Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali, itu dalam uji disertasi di FPS Unair Surabaya, bulan lalu.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap 100 responden dari Kelurahan Semolowaru RW V RT 1, 2 dan 3, kata rekan satu angkatan doktor Nurul yang lulusan IKIP Surabaya tahun 1978 itu, tempe dengan campuran kedelai dan kacang hijau mempunyai rasa enak.
"Bahkan beberapa responden mengatakan lebih enak dibandingkan dengan tempe kedelai biasa," kata wanita kelahiran Jombang Jatim pada 46 tahun yang lalu.
Namun, menurut dia, dalam penelitian biokimia yang dilakukannya, menunjukkan semakin banyak kacang hijau yang dipakai, maka kadar protein, besi, fosfor, asam lemak dan asam amino total semakin menurun.
Oleh karena itu, kata alumnus S2 Unair itu, tempe yang paling enak rasanya dan disukai responden adalah campuran kedelai-kacang hijau dalam komposisi 5 : 1, kemudian tempe kedelai dan campuran kedelai-kacang hijau 4 : 1, atau 3 : 1.
"Semakin banyak campuran kacang hijaunya semakin berkurang tingkat kesenangan responden terhadap tempe itu, karena rasa campuran kedelai-kacang hijau dengan perbandingan 4 : 1 atau 3 : 1 kurang gurih, " katanya.
Ia mengakui harga tempe kedelai "campur" kacang hijau memang lebih mahal dibanding tempe kedelai biasa, namun jika rasanya lebih enak tentu akan dapat disukai sebagai tempe alternatif.
Label:
bekatul,
kacang hijau,
tempe
MENGAPA "JAMU OBAT" TRADISIONAL BERBAHAYA
Jamu itu suatu obat tradisional. Menurut undang-undang, obat tradisional adalah bahan/ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).
Istilah "jamu obat" adalah jamu yang ke dalamnya dicampurkan "senyawa kimia obat". istilah ini muncul setelah ditemukan jamu jenis ini di pasaran, khususnya jamu-jamu produksi Cilacap dan banyumas, seperti yang dituliskan dalam salah satu media cetak nasional. Bahkan, di dalamnya termasuk pula jamu-jamu yang telah terdaftar di Departemen Kesehatan RI (telah memiliki nonor registrasi).
Secara undang-undang, jamu semacam ini tidak dibenarkan, karena jamu/obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat dan tidak boleh mengandung bahan yang tergolong obat keras atau narkotik (Permenkes No 246/Menkes/Per/V/1990).
jadi, komposisi obat tradisional adalah bahan alam tanpa campuran bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berfungsi sebagai bahan berkhasiat, atau dengan kata lain berfungsi sebagai obat. Dengan penggunaan bahan alam ini, diharapkan efek samping yang dihasilkan dapat diminimalkan.
Suatu obat, bagaimanapun dinyatakan aman, masih mempunyai potensi efek samping karena merupakan suatu senyawa yang diseintesa (dibuat) oleh manusia. Bila obat ini dicampurkan dalam jamu yang berbenyuk serbuk, sangat sukar mengetahui berapa banyak obat yang terkandung dalam setiap bungkus jamu dan berapa banyak dosis yang kita minum.
Misalnya, kita meminum obat rematik (misalnya fenilbutazon atau prednison), kita harus meminum 1 butir obat agar nyeri akibat rematik kita berkurang. Dengan demikian dalam satu bungkus jamu harus mengandung satu butir obat tersebut.
Tetapi dalam pembuatannya tidaklah mudah menghitung berapa bungkus jamu yang dapat dihasilkan dari satu batch jamu. maka jadilah jamu yang dicampur obat yang tidak tentu jumlahnya.
Bila hanya terdapat setengah butir obat saja dalam satu bungkus jamu, nyeri rematik kita tidak akan hilang karena dosis obatnya tidak mencukupi. Tetapi hal yang lebih parah terjadi bila dalam 1 bungkus jamu terdapat lebih dari satu butir obat, katakanlah dua butir, maka efek samping yang dihasilkan mungkin menjadi dua kali lipat.
Memang nyeri rematik kita hilang, tetapi dalam tubuh kita tersimpan potensi penyakit lain yang diakibatkan efek samping jamu yang dicampur obat tersebut. Tentu saja kita tidak mengharapkan hal ini terjadi pada kita.
Beberapa obat yang dicurigai banyak dicampurkan ke dalam jamu serbuk adalah fenibutazon, prednison, dexametason, antalgin, CTM, theofilin, dan sebagainya. Yang beberapa di anataranya merupakan obat keras yang dalam meminumnya harus melalui petunjuk dokter.
Efek samping yang umum dari obat-obat ini adalah terjadinya iritasi/perdarahan lambung, retensi air (sehingga air yang seharusnya dapat keluar lewat air seni, keringat atau uap air dari mulut tidak dapat keluar dan tertimbun di dalam tubuh), agranulositosis, sakit kepala, vertigo, hingga terjadinya gagal jantung bagi yang peka serta efek-efek samping lain yang mungkin lebih berat.
Juga jamu-jamu obat ini hendaknya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil, karena beberapa obat yang mencemarinya berpotensi untuk karsinogenik (menimbulkan kanker).
Mengingat adanya efek samping yang merugikan ini tidaklah salah bila kita selalu menyempatkan diri mencermati kemungkinan adanya cemaran obat dalam jamu serbuk sebelum kita meminumnya. Adanya serbuk obat dalam jamu obat biasanya ditandai dengan butiran-butiran halus berwarna putih, kuning, hijau atau merah muda yang dapat dibedakan dari serbuk lainnya yang memang merupakan jamu asli yang berwarna kuning, hijau kecoklatan atau coklat.
Namun harus kita pikirkan juga, bila kita memang dapat sembuh dengan jamu saja, untuk apa kita memasukkan obat yang ada dalam jamu tersebut ke dalam tubuh kita. Apalagi yang kita dapatkan hanya efek sampingnya.
Memang pada kenyataannya sering "jamu obat" ini lebih manjur dibandingkan dengan jamu asli, dalam arti efek yang dicapai lebih cepat. Tetapi kita tidak pernah tahu apakah yang berkhasiat jamunya atau obatnya? Karenanya, kita jangan tertipu dengan "kemanjuran semu" ini, karena apa artinya kesembuhan penyakit kita dalam jangka pendek, jika menghasilkan penyakit lain yang lebih parah pada kemudian hari.
Ingatlah kesehatan terkadang dirasakan berharga setelah kita sakit. jadi, lebih baik mencegah penyakit dengan lebih memperhatikan apa yang kita konsumsi untuk kesehatan kita.
Istilah "jamu obat" adalah jamu yang ke dalamnya dicampurkan "senyawa kimia obat". istilah ini muncul setelah ditemukan jamu jenis ini di pasaran, khususnya jamu-jamu produksi Cilacap dan banyumas, seperti yang dituliskan dalam salah satu media cetak nasional. Bahkan, di dalamnya termasuk pula jamu-jamu yang telah terdaftar di Departemen Kesehatan RI (telah memiliki nonor registrasi).
Secara undang-undang, jamu semacam ini tidak dibenarkan, karena jamu/obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat dan tidak boleh mengandung bahan yang tergolong obat keras atau narkotik (Permenkes No 246/Menkes/Per/V/1990).
jadi, komposisi obat tradisional adalah bahan alam tanpa campuran bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berfungsi sebagai bahan berkhasiat, atau dengan kata lain berfungsi sebagai obat. Dengan penggunaan bahan alam ini, diharapkan efek samping yang dihasilkan dapat diminimalkan.
Suatu obat, bagaimanapun dinyatakan aman, masih mempunyai potensi efek samping karena merupakan suatu senyawa yang diseintesa (dibuat) oleh manusia. Bila obat ini dicampurkan dalam jamu yang berbenyuk serbuk, sangat sukar mengetahui berapa banyak obat yang terkandung dalam setiap bungkus jamu dan berapa banyak dosis yang kita minum.
Misalnya, kita meminum obat rematik (misalnya fenilbutazon atau prednison), kita harus meminum 1 butir obat agar nyeri akibat rematik kita berkurang. Dengan demikian dalam satu bungkus jamu harus mengandung satu butir obat tersebut.
Tetapi dalam pembuatannya tidaklah mudah menghitung berapa bungkus jamu yang dapat dihasilkan dari satu batch jamu. maka jadilah jamu yang dicampur obat yang tidak tentu jumlahnya.
Bila hanya terdapat setengah butir obat saja dalam satu bungkus jamu, nyeri rematik kita tidak akan hilang karena dosis obatnya tidak mencukupi. Tetapi hal yang lebih parah terjadi bila dalam 1 bungkus jamu terdapat lebih dari satu butir obat, katakanlah dua butir, maka efek samping yang dihasilkan mungkin menjadi dua kali lipat.
Memang nyeri rematik kita hilang, tetapi dalam tubuh kita tersimpan potensi penyakit lain yang diakibatkan efek samping jamu yang dicampur obat tersebut. Tentu saja kita tidak mengharapkan hal ini terjadi pada kita.
Beberapa obat yang dicurigai banyak dicampurkan ke dalam jamu serbuk adalah fenibutazon, prednison, dexametason, antalgin, CTM, theofilin, dan sebagainya. Yang beberapa di anataranya merupakan obat keras yang dalam meminumnya harus melalui petunjuk dokter.
Efek samping yang umum dari obat-obat ini adalah terjadinya iritasi/perdarahan lambung, retensi air (sehingga air yang seharusnya dapat keluar lewat air seni, keringat atau uap air dari mulut tidak dapat keluar dan tertimbun di dalam tubuh), agranulositosis, sakit kepala, vertigo, hingga terjadinya gagal jantung bagi yang peka serta efek-efek samping lain yang mungkin lebih berat.
Juga jamu-jamu obat ini hendaknya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil, karena beberapa obat yang mencemarinya berpotensi untuk karsinogenik (menimbulkan kanker).
Mengingat adanya efek samping yang merugikan ini tidaklah salah bila kita selalu menyempatkan diri mencermati kemungkinan adanya cemaran obat dalam jamu serbuk sebelum kita meminumnya. Adanya serbuk obat dalam jamu obat biasanya ditandai dengan butiran-butiran halus berwarna putih, kuning, hijau atau merah muda yang dapat dibedakan dari serbuk lainnya yang memang merupakan jamu asli yang berwarna kuning, hijau kecoklatan atau coklat.
Namun harus kita pikirkan juga, bila kita memang dapat sembuh dengan jamu saja, untuk apa kita memasukkan obat yang ada dalam jamu tersebut ke dalam tubuh kita. Apalagi yang kita dapatkan hanya efek sampingnya.
Memang pada kenyataannya sering "jamu obat" ini lebih manjur dibandingkan dengan jamu asli, dalam arti efek yang dicapai lebih cepat. Tetapi kita tidak pernah tahu apakah yang berkhasiat jamunya atau obatnya? Karenanya, kita jangan tertipu dengan "kemanjuran semu" ini, karena apa artinya kesembuhan penyakit kita dalam jangka pendek, jika menghasilkan penyakit lain yang lebih parah pada kemudian hari.
Ingatlah kesehatan terkadang dirasakan berharga setelah kita sakit. jadi, lebih baik mencegah penyakit dengan lebih memperhatikan apa yang kita konsumsi untuk kesehatan kita.